Nuwo Sesat merupakan salah satu rumah adat yang ada di Lampung. Nuwo Sesat berfungsi sebagai tempat pertemuan adat Purwatin (penyeimbang) saat menjamu Pepun (Mushawala). Oleh karena itu, rumah adat ini disebut juga balai.
Bagian dari rumah adat ini adalah pendopo, yaitu serambi yang digunakan untuk pertemuan-pertemuan kecil, ruang dalam yang digunakan sebagai tempat musyawarah resmi, ruang Tetabhan adalah ruang penyimpanan alat musik tradisional, dan ruang gajah. Ruangan tersebut akan digunakan sebagai tempat istirahat para penyeimbang. , Dan dek dek adalah tangga masuk beratap. Atap rumah adat ini disebut Lurun Agung.
Bangunan rumah adat ini diukir dengan ornamen khas bermotif perahu. Keunikan lain dari rumah adat ini adalah atapnya dihiasi dengan payung besar berwarna putih, kuning dan merah. Payung merupakan simbol tingkat keutuhan masyarakat adat Lampung.
Secara fisik, Nuwo Sesat berbentuk rumah panggung. Sebagian besar bahan rumah adat ini terbuat dari papan kayu. Dahulu, rumah adat Nuwo Sesat memiliki atap anyaman ilalang, namun seiring berjalannya waktu penggunaan atap ilalang tergantikan dengan yang tidak stabil.
Perubahan rumah adat Lampung antara lain terlihat pada ruang di bawah rumah yang disebut Banewo. Saat ini, rumah adat Nuwosesat digunakan sebagai tempat tinggal biasa, bukan sebagai ruang pertemuan bagi Tetsuha (sesepuh), yang menyeimbangkan komunitas budaya Pepadun. Kunjungi website Homida.com untuk ulasan rumah adat lainnya.