Agar perkembangan anak usia pra sekolah optimal, maka anak perlu diberikan stimulasi dengan cara memberikan pembelajaran yang sesuai dengan usia anak. Kualitas dari pembelajaran anak usia pra sekolah dapat terlihat dari perubahan perilaku anak sesuai dengan kompetensi yang sudah ditentukan. Pelajaran anak TK yang diberikan bisa dirancang mengikuti kurikulum yang sudah ditentukan.
Menyusun Kurikulum Pembelajaran untuk Anak TK
Pada dasarnya anak usia pra sekolah tidak wajib mengikuti pembelajaran yang ada di lembaga formal. Hanya saja terkadang beberapa orangtua memilih menyekolahkan anaknya ke lembaga PAUD ataupun TK. Bagi Anda yang memilih tidak menyekolahkan anak ke lembaga formal, Anda bisa menyusun kurikulum pembelajaran sendiri untuk anak.
Penyusunan kurikulum pembelajaran anak TK juga bisa diterapkan oleh para guru TK. Terlebih bagi Anda yang ingin menjadi guru TK negeri yang harus berjuang di seleksi CPNS. Jika Anda tertarik menjadi guru TK PNS, Anda bisa memperoleh beragam contoh soal CPNS di situs Nyampling.
Penyusunan kurikulum pembelajaran TK bisa didasarkan pada kurikulum pendidikan nasional ataupun disesuaikan dengan perkembangan usia anak. Penyusunan kurikulum yang tepat akan membantu seluruh aspek perkembangan anak yang meliputi aspek fisik motorik, moral dan agama, sosial, emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, dan seni.
Beberapa metode pembelajaran bisa digunakan untuk mendukung proses pembelajaran anak. Selain menggunakan kurikulum pembelajaran nasional anak usia dini, Anda juga bisa menggunakan metode montessori ataupun disesuaikan dengan perkembangan dan kondisi anak.
Cara Merancang Kurikulum Pelajaran TK
Dalam merancang kurikulum pelajaran anak TK, ada baiknya orangtua ataupun guru TK memperhatikan berbagai macam hal yang dapat membantu anak memahami pelajaran yang diajarkan. Terlebih di masa usia pra sekolah menjadi usia emas anak dalam menanggapi respon stimulasi yang diberikan kepadanya.

1. Tidak Menyamaratakan Kemampuan Semua Anak
Pada dasarnya anak memiliki kemampuan yang berbeda dengan anak yang lain. Tidak semua aspek ketrampilan yang harus dikuasai anak dapat dengan mudah anak pelajari. Membuat kurikulum pengajaran anak juga sebaiknya tidak disamaratakan untuk menghindari stimulasi berlebihan yang menyebabkan anak stres.
2. Sesuaikan dengan Usia Anak
Selain memiliki kemampuan yang berbeda, perbedaan usia anak juga mempengaruhi dalam pembuatan kurikulum pengajaran anak TK. Sebelum membuat kurikulum, ada baiknya untuk mengetahui standar kemampuan anak yang bisa diberikan kepada anak. Jika anak sudah mampu menguasainya dengan baik, orangtua ataupun guru bisa menambah standar kompetensi yang sesuai dengan kemampuan anak.
3. Perhatikan Gaya Belajar Anak
Metode pembelajaran anak ada baiknya disesuaikan dengan gaya belajar anak. Pada dasarnya ada tiga jenis gaya belajar anak yang bisa diobservasi terlebih dahulu. Memberikan kurikulum yang sesuai dengan gaya belajar anak akan mempercepat penyerapan kemampuan yang diberikan, sehingga anak menikmati setiap stimulasi yang diterimanya.
Tiga macam gaya belajar anak adalah gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik. Misalnya, anak dengan gaya belajar visual cenderung lebih mudah menangkap pelajaran jika diberikan gambar atau media visual yang menarik dibanding dengan mengajarkannya menggunakan metode story telling.

4. Variasikan Kegiatan
Pada dasarnya anak suka mengeksplorasi setiap kegiatan yang ada di sekitarnya. Agar anak tidak bosan menerima pelajaran yang diajarkan orangtua atau guru, ada baiknya variasi kegiatan tidak hanya dilakukan di dalam ruangan. Memberikan stimulasi di luar ruangan bisa diberikan kepada anak, sehingga anak tidak mudah stres dan lebih banyak mengeksplorasi alam luar.
5. Berikan Apresiasi Bukan Hukuman
Apresiasi bisa diberikan kepada anak ketika anak berhasil melewati atau mengerjakan tantangan yang diberikan. Jika anak gagal mengerjakannya, ada baiknya orangtua atau guru tidak menghakimi anak. Menghakimi atau memberi hukuman pada anak bukan merupakan bentuk apresiasi yang bisa diberikan kepada anak.
Anak yang cenderung sering diberikan hukuman di usia dini cenderung akan melakukan hal serupa ketika dewasa kelak. Selain itu, hukuman pada anak juga akan menurunkan tingkat rasa percaya diri anak.
Pelajaran anak TK ada baiknya tidak disamaratakan dengan anak yang lain. Hal ini karena kemampuan setiap anak berbeda. Untuk itu perlu merancang kurikulum pembelajaran anak yang sesuai dengan karakteristik anak..