Mengenal Kriteria dan Habitat Cacing Darah

Selama beberapa tahun terakhir pengenalan hewan-hewan unik salah satunya cacing darah kini terus dikembangkan untuk banyak tujuan. Kita mengenal cacing darah ini sebagai satu produk pakan di bidang perikanan. Namun, tidak sedikit yang kurang mengenal seperti apa kriteria hingga habitat dari cacing darah tersebut. Cacing darah seringkali kita kenal memiliki tampilan cukup mengerikan dimana warnanya mirip seperti darah. Akan tetapi cacing darah yang memiliki nama Schystosoma Japonicuim ini menjadi satu hewan yang mana sangat mudah dikembangbiakan hingga kehidupan cacing darah ini seringkali bergerombol satu kelompok.

 

Beberapa kajian ilmiah telah melihat bahwa cacing darah ini masuk ke dalam kelompok cacing pipih bahkan masih masuk sebagai keluarga cacing parasit. Karakter hidup dari cacing darah ini masih menumpang hidup pada inangnya. Sedangkan untuk kawasan di Indonesia yang endemik terdapat kadar kehidupan cacing darah cukup tinggi berada di daerah Sulawesi. Karena itulah, keberadaan cacing darah ini sering terdapat pada pembuluh vena babi, anjing, kucing, sapi, hingga binatang pengerat bahkan manusia. Usia hidup dari cacing darah hampir sama seperti cacing hati, kemudian beberapa keunikan dari cacing darah ini adalah bisa memperbaiki dirinya sendiri hingga bisa memelihara jaringan tubuh. Karena itulah dari sisi sirkulasi kehidupannya sangatlah cepat terutama pada proses berkembang biak.

 

Cacing yang masuk dalam kerajaan Animalia ini memiliki pasangan monogami kemudian dapat membuat rumah sendiri. Proses bertelur dari cacing darah betina terbilang cukup cepat, bahkan pernah ada penelitian mengenai jumlah telur per harinya bisa mencapai 100 butir lebih. Cacing darah ini masih menjadi satu cacing cukup berbahaya bagi manusia jika termakan dari media daging babgi, anjing, dan kucing. Beberapa penyakit kronis bisa diderita oleh manusia yang terjangkit oleh cacing darah diantaranya kelainan jantung, kelainan kantung kemih, kemudian terdapat kerusakan pad aorgan hati, limpa, dan ginjal. Pada versi pakat ternak, cacing darah ini hidup di dalam air, hingga sangat mudah ditemukan pada daerah profundal ataupun litoral. Sifat dari larva cacing darah ini justru bisa hidup di dalam daerah dasar substract hingga nantinya membentuk tabung hingga menjadi tempat tinggalnya.